Membacakan dongeng sebelum tidur bukan hanya kebiasaan, tapi juga salah satu cara paling efektif untuk menumbuhkan minat baca anak sejak usia dini. Melalui cerita yang menarik dan penuh imajinasi, anak belajar mengenal bahasa, emosi, serta nilai moral dengan cara menyenangkan. Jika Anda ingin memahami bagaimana kebiasaan ini bisa membantu anak mencintai membaca, silakan klik di sini untuk informasi lengkap tentang manfaat dan teknik mendongeng yang benar.
Table of Contents
ToggleKurangnya Minat Baca di Kalangan Anak Indonesia
Data UNESCO menunjukkan minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara lain.
Kondisi ini sering kali disebabkan oleh kurangnya kebiasaan membaca sejak kecil dan minimnya interaksi anak dengan buku.
Padahal, masa kanak-kanak merupakan fase paling penting untuk menanamkan rasa cinta terhadap literasi.
Banyak anak yang lebih tertarik dengan gawai atau video digital karena menawarkan visual dan suara yang instan.
Namun, di balik kesederhanaannya, dongeng sebelum tidur justru memiliki kekuatan luar biasa dalam menumbuhkan ketertarikan alami terhadap cerita, kata-kata, dan pengetahuan.
Peran Dongeng Sebelum Tidur dalam Membentuk Kecintaan Membaca
Dongeng bekerja layaknya jembatan antara imajinasi dan literasi.
Saat anak mendengarkan cerita dari orang tua, mereka tidak hanya menikmati alur cerita, tetapi juga menyerap struktur bahasa, kosakata baru, dan pola kalimat.
Menurut ahli pendidikan anak dari Harvard Graduate School of Education, mendengarkan dongeng sejak dini akan melatih anak memahami alur naratif, logika cerita, dan empati terhadap karakter.
Inilah fondasi awal bagi kemampuan membaca yang kuat di masa depan.
Dongeng juga membantu anak membangun “memori emosional positif” terhadap buku dan cerita.
Ketika momen membaca dikaitkan dengan rasa nyaman dan kasih sayang orang tua, maka aktivitas membaca akan diasosiasikan dengan kebahagiaan, bukan kewajiban.
Menumbuhkan Imajinasi dan Rasa Ingin Tahu Anak
Cerita yang kaya karakter, tempat, dan konflik membantu anak mengembangkan imajinasi.
Misalnya, saat mendengar kisah Timun Mas atau Kancil dan Buaya, anak belajar membayangkan suasana hutan, sungai, hingga emosi tokohnya.
Imajinasi ini kemudian mendorong mereka ingin tahu lebih banyak: “Bagaimana kelanjutan ceritanya?”, “Mengapa tokohnya bisa begitu?”
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu adalah langkah awal menuju kebiasaan membaca mandiri.
Dengan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui dongeng, anak secara tidak langsung belajar bahwa jawaban dapat ditemukan melalui membaca.
Dongeng sebagai Sarana Komunikasi dan Kedekatan Emosional
Selain manfaat kognitif, dongeng juga mempererat hubungan emosional anak dan orang tua.
Momen menjelang tidur sering kali menjadi waktu paling tenang untuk berbagi cerita, tertawa, dan berdialog ringan.
Dalam suasana ini, anak merasa aman, diperhatikan, dan dicintai.
Hubungan emosional yang kuat dengan orang tua mendorong anak untuk lebih terbuka terhadap kegiatan positif, termasuk membaca.
Mereka akan mengasosiasikan buku dan cerita dengan perasaan hangat yang sama seperti saat mendengarkan dongeng dari ayah atau ibu.
Meningkatkan Kosa Kata dan Pemahaman Bahasa
Setiap anak mendengarkan cerita, mereka tanpa sadar memperkaya perbendaharaan kata.
Kata-kata baru yang digunakan dalam konteks cerita membantu mereka memahami makna melalui situasi, bukan hafalan.
Misalnya, dalam cerita “Lutung Kasarung”, anak mengenal kata seperti kutukan, istana, atau penjelmaan yang mungkin tidak mereka dengar dalam percakapan sehari-hari.
Paparan seperti ini membantu anak memahami nuansa bahasa dan struktur kalimat yang kompleks dengan cara alami dan menyenangkan.
Kebiasaan ini juga memperkuat kemampuan mereka dalam membaca di kemudian hari, karena anak yang sering mendengar dongeng akan lebih cepat memahami isi bacaan.
Mengubah Dongeng Menjadi Gerbang Literasi
Salah satu strategi efektif untuk menumbuhkan minat baca adalah mengaitkan dongeng lisan dengan buku fisik.
Setelah membacakan cerita, orang tua bisa menunjukkan gambar atau teks dari buku yang sama.
Langkah sederhana ini membantu anak memahami bahwa cerita yang mereka dengar berasal dari buku—dan buku adalah sumber kesenangan.
Anda juga bisa melibatkan anak dengan cara:
-
Meminta mereka memilih buku dongeng yang ingin dibaca malam ini.
-
Menyuruh anak menebak akhir cerita sebelum dibacakan.
-
Mengajak mereka mengulang bagian favoritnya menggunakan kata-kata sendiri.
Dengan cara ini, anak belajar bahwa membaca bukan sekadar aktivitas pasif, melainkan pengalaman interaktif yang menyenangkan.
Dongeng bukan sekadar hiburan pengantar tidur, melainkan investasi literasi jangka panjang.
Melalui cerita sederhana, anak diajak mengenal dunia kata dan makna dengan cara yang alami dan menyenangkan.
Jadi, sebelum lampu kamar dimatikan malam ini, bukalah satu buku cerita dan bacakan dongeng — karena dari sanalah lahir generasi yang cinta membaca dan berpikir kritis seperti penjelasan ikippgrimadiun.ac.id.




