Usaha Kecil Menengah (UMKM) berperan penting dalam mendukung perekonomian dan kesejahteraan warga sekitar.
Seperti diketahui, sektor UKM menyumbang 99,99% dari total bisnis Indonesia dan juga menjadi tulang punggung perekonomian nasional yang terus tumbuh dari tahun ke tahun.
Salah satu bukti keberhasilan peran usaha kecil dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk desa setempat adalah pada perdagangan telur asin yang dijalankan oleh Susi Rahwati, warga Desa Sujong di Serang yang juga ketua kelompok usaha TPKK Telur Asin Abinisa. Anda dapat menemukannya.
Al-Soussi mengatakan keberadaan usaha berbahan dasar telur bebek ini telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, khususnya ibu rumah tangga. Usaha ini awalnya hanya bekerja dengan 18 peternak, namun terus berkembang, kini bekerja sama dengan hampir 50 peternak itik.
Susi menjelaskan, tidak hanya para importir, para karyawan juga rutin mendapatkan pelatihan untuk mendukung pelaksanaan proses produksi telur asin.
“Dari SDM hingga pelatihan kostum hingga pelatihan keuangan, kami terlibat,” kata Susi.
Lindungi jiwamu bahkan jika kamu jatuh
Tidak ada bisnis yang selalu berjalan mulus. Ada berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku usaha kecil yang naik turun dan terus berusaha untuk bertahan dan memajukan usaha yang diciptakan.
Begitu juga dengan kelompok usaha Telur Asin Abinisa yang dijalankan oleh Susi. Bahkan, kata dia, pembangunan proyek telur asin ini mengalami stagnasi bahkan mengalami kerugian pada 2019 sebesar ratusan juta rupiah.
Akibat dampak pandemi Covid-19, ia berulang kali punya ‘otak’ untuk bertahan hidup. Suzy mengungkapkan bahwa dia tidak putus asa dan mencoba berdiri hingga Agustus 2022, ketika dia akhirnya bisa memesan telur asin.
Namun, tak lama setelah bangkit dari cobaan, Susi tumbang akibat pandemi COVID-19 yang memberlakukan berbagai pembatasan wilayah dan harus menghadapi tantangan lain.
“Penghalang menghalangi masuknya bus dan mobil tidak bisa keluar antar negara bagian. Itu adalah situasi yang sangat buruk pada saat itu sampai kami menderita kerugian 4-8 juta dolar sekaligus. Tapi syukurlah. aman sekarang. .”
momen yang tak terlupakan
Menjadi seorang wirausahawan memberi Suzy kesempatan untuk menghadirkan berbagai momen menyenangkan dan pengalaman tak terlupakan.
] Sebelumnya, kelompok pedagang telur asin Abinisa selalu mengalah setiap kali ada permintaan besar karena mengira tidak punya modal hingga akhirnya bertemu dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang membantu menopang permodalan, kata Susi.
“Alhamdulillah. Senang sekali mendengar Anda tidak punya modal saat pre-order masuk, karena Anda bisa dengan mudah mendapatkan modal dari kredit usaha BRI,” kata Susi.
Tidak hanya dari segi permodalan, pendidikan dan berbagai dukungan juga memberikan keuntungan dalam menjalankan proses produksi untuk menjual produk telur asin. Klaster bisnis Telur Asin Abinisa sebelumnya telah mendapatkan dukungan packaging dan branding serta beberapa kursus BRI setiap bulannya.
Selain itu, BRI mendukung pemasaran produk telur asin dengan memberikan ruang bagi produk klaster bisnis telur asin Abinisa dalam berbagai kesempatan.
“Kalau tidak salah, dulu ada pasar di Mantrico, di mana penjualan selama satu jam adalah 8 juta rupee. Itu adalah pengalaman yang istimewa dan tak terlupakan dalam sejarah penjualan. Anda bisa mendapatkan 8 juta rupee hanya dengan jual sejam. Telur asin. Ada di BRI,” kata Susie.
Dengan bantuan modal BRI, Klaster Usaha Telur Asin Abinisa yang dijalankan oleh Susi dapat terus berkembang bersama warga desa kristal kecamatan Serang Tirtayasa, dan Susi berharap usaha tersebut tetap eksis di tingkat RT sebagai kelompok masyarakat kecil. .
Nah, untuk cerita lengkap perjuangan kelompok Usaha Telur Asin Abinisa, saksikan di akun YouTube Bank BRI!